puisi lama

Sewaktu membuka kotak-kotak lama, aku menemukan puisi ini. Puisi yang pernah tergantung megah menghias cinta musim remaja.

Sudut itu

Saban hari,
Sudut yang kita kunjungi dulu
Menjadi saksi pencarian ku kini
Seperti pada waktu itu,bukan lagi milikku
Kekadang langkahku terasa lemah
Namun ku percepatkan juga
Membilang setiap pelusuk itu
Menjemput kenangan kembali bermain difikiran.

Sudut itu,
Segera memerhati kaku padaku
Lalu aku akan bertanya
Ke manakah dia?
Segera gelisah datang bertandang
Mengetuk pintu kekuatan.

Di sudut itu aku duduk,
Menagih inci-inci kemesraan dulu
Tawa dan airmata kita
Kini dibawa citamu yang murni
Tinggal lah aku sendiri
Mengintai celah-celah ruang kenangan
Bertemankan kerisauan.

Di sudut juga,
Aku berdiri menyaksikan orang yang lalu lalang
Dan berkata ‘kan ku gagahi diri melangkah’
Setiap detik kini,
Aku pasti mencari
Sudut-sudut itu
Mengimbau janji yang lepas!

……………..Jangan salahkan masa atau ketika atau perantauan
Segalanya bermula apabila kita bisa memilih perjalanan
Tanyalah pada bicara rindu dan lagu cinta-
Melewati sejuta garisan rindu pun
Tamatnya masih pada garisan hasrat………

Biarkan saja semilir nakal 5 Jun ini mencium wajahku. Mintaku, bawalah ingatan ini pergi jauh-jauh. Namun cinta lama ku aneh..masih selalu saja bersinggah dipinggir hati. Ah..ada rindu tidak berpunya!